Dalam dunia sains, sel dikenal sebagai satuan struktural dan fungsional terkecil dalam tubuh manusia dengan nucleus sebagai pusat kehidupannya. Jika di analogikan, peran mahasiswa dapat dikatakan sama dengan nukleus dan Negara adalah sel yang berada dibawah kontrol nukleus. Tidak dapat dipungkiri lagi, mahasiswa memegang kemudi perjalanan bangsa di masa mendatang. Di tangan mereka telah apk tergelar serangkaian perubahan yang fenomenal dan spektakuler. Sifat pembaharu yang dimiliki membuat mereka kerap kali mengusung sejumlah perubahan dalam segala aspek kehidupan ini.
Sejarah telah mengabadikan peran-peran signifikan gerakan mahasiswa dalam bebagai momentum besar dari suatu Negara. Bahkan di Negara kita tercinta, mahasiswa mempunyai andil besar dalam mengusahakan kemerdekaan Indonesia. Boedi Oetomo sebagai symbol nasionalisme penggerak perjuangan pemuda tidak lain dimotori oleh para mahasiswa kedokteran Stovia, sekolah khusus bagi anak priyayi jawa yang disediakan oleh Belanda. Tokoh seperti Soepomo, Hatta, Sutan Syahrir pun sudah aktif berdiskusi tentang masa depan negaranya ketika masih belajar di benua Eropa atas beasiswa politik etis Belanda. Mohamad Hatta, Sukiman, Achmad Soebardjo dan beberapa mahasiswa asal Indonesia lainnnya telah mendirikan “Perhimpunan Mahasiswa Indonesia” pada tahun 1924 di negeri Belanda, setelah sebelumnya mereka aktiv di “Indische Vereeniging”. Mereka memupuk rasa kebangsaan Indonesia dari tempat mereka belajar pada waktu itu dengan mengadakan diskusi-diskusi, mengasah nalar dan daya analisa, serta mempertajam sensitifitas pada masalah-masalah yang terjadi di tanah air serta di dunia pada umumnya. Maka tidak bias dipungkiri lagi bahwa Mahasiswa dengan idealismenya memiliki potensi yang cukup besar dalam proses perubahan sosial dan politik.
Menjadi mahasiswa merupakan suatu pilihan yang penuh dengan tantangan namun sarat akan peluang emas di dalamnya. Menilik sisi internal seorang mahasiwa, metamorfosis siswa menjadi mahasiswa membawa sejumlah perubahan dalam diri mahasiswa itu sendiri. Dilihat dari pemikiran, terjadilah perubahan daya nalar menuju pengembangan alur pikir mahasiswa. Determinasi pendidikan yang didapat juga semakin menambah intelegensi mereka. Keinginan untuk selalu mendapatkan yang terbaik dan tidak cepat puas dengan apa yang didapatkan saat ini memupuk subur kecerdasan mereka. Berbagai masalah kompleks dan global yang kerap kali menghiasi kehidupan kampus akhirnya dapat diselesaikan dengan gemilang. Mahasiswa dengan kecerdsannya
selalu berpikiran dengan menggunakan logikanya, hal ini merupakan nilai plus buat mahasiswa, terlebih bagi mahasiswa muslim karena Allah berfirman
“Dan janganlah kamu ikuti apa yang tidak kamu memiliki pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati semuanya itu akan dimintai pertanggung jawabannya ” (QS. Al Israa’ 17:36).
Dunia kampus juga dapat membentuk bahkan mengubah kepribadian seorang mahasiswa. Dalam komunikasi dan pergaulan di lingkungan mahasiswa, kerap kali terjadi proses transfer informasi, hal ini sangat berperan dalam pembentukan karakter mahasiswa. Bagi pengalaman bahkan adu argument tidak jarang dilakukan dalam usaha mahasiswa dalam mencapai aktualisasi diri, sebagaimana Maslow merumuskan bahwa aktualisai diri menduduki peringkat pertama kebutuhan manusia. Maka, hendaknya kita sebagai mahasiswa muslim pintar-pintar dalam menempatkan diri dalam pergaulan di kampus. Idealisme dan konsistensi kita sebagai mahasiswa muslim harus tetap terjaga. Jangan sampai pergaulan yang jauh dari nilai islam mewarnai kehidupan mahsiswa muslim atau menjadi suatu life style, sungguh ironis. Dan ingatlah ketika Allah berfirman dalam ayat-Nya “Dan (ingatlah) hari (ketika itu) orang yang zalim menggigit kedua tangannya seraya berkata, “aduhai kiranya (dulu) aku mengambil jalan bersama-sama Rasul”. Kecelakaan besarlah bagiku, kiranya (dulu) aku tidak menjadikan si Fulan itu teman akrab (ku). Sesungguhnya dia telah menyesatkan aku dari Al Qur’an sesudah Al Qur’an itu datang kepadaku.” (QS. Al Furqan: 27-30).
Setelah terbentuknya pribadi mahasiwa muslim yang kuat serta kental oleh idealisme Islam, maka ditangan mereka siap bermunculan berbagai kreasi yang begitu dahsyat dan kemudian akan mengubah ke statisan menjadi dinamika yang berkesinambungan, merombak tatanan yang porak-poranda menjadi teratur dan terstruktur. Yakinlah bahwa sesungguhnya dengan akidah yang bersih, mahasiswa muslim akan menjadi pelaku yang tangguh dalam mengusung perubahan karena mereka telah bermodalkan kematangan logika, pemikiran ilmiah, semangat muda yang membara, sifat kritisnya, dan kebersihannya dari noda orde masanya. Yakin Usaha Sampai!. Allahu Akbar!!!
Jumat, 25 Juni 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar